Minggu, 07 Juni 2009

Kiat memilih Teman / Partner dalam Membuat Penelitian/Skripsi

 

Dalam pengerjaan tugas akhir I (Penelitian) dan Tugas Akhir II (Skripsi) dibutuhkan suatu konsentrasi dan kemampuan analisa dan logika yang lebih dari sekedar mengikuti pelajaran di kelas. Selain itu ada juga yang penting untuk mendukung hal tersebut, yaitu,Partner atau teman dalam mengerjakan "Proyek Besar" tersebut.Partner juga sangat amat mempengaruhi cepat atau tidaknya kita untuk dapat menyelesaikan proyek-proyek itu.

Sebaiknya dalam memilih partner anda harus memperhatikan beberapa langkah berikut:

  1. Pastikan "Track Record" atau gaya hidup (Behaviour) calon teman anda itu, baik di kelas atau di rumahnya. Ini sangat penting ,karena tingkah lakunya dalam mengerjakan tugas akhir nanti tidak akan jauh lebih baik dari tingkah lakunya selama ini. Paling tidak, anak itu cukup disiplin dalam kuliah, walaupun tidak terlalu pintar. Namun unsur kedisiplinan dalam pengerjaan tugas akhir lebih diutamakan dari kepandaian yang indisipliner.
  2.  

  3. Setelah tahu gaya hidup teman anda, kini lihatlah dari segi Fisik anak itu. Maksud dari segi fisik, apakah anak itu mengandung unsur-unsur fisik yang akan membuat dosen marah, atau jengkel. Misalnya : Walaupun rajin tapi rambutnya panjang (Laki-laki), bercelana jeans yang sudah kurang teratur lagi atau ogah-ogahan dalam memakai sepatu (Model sepatu dengan menginjak bagian belakangnya), selalu memakai kaos yang kurang sedap dipandang mata. Unsur-unsur seperti ini akan sangat mempengaruhi kita dalam menghadap dosen nantinya. Daripada kita harus merubah penampilan kawan kita, sebaiknya (jika bisa) jangan memilihnya sejak dini.
  4.  

  5. Jangan mencari kawan pintar yang hanya untuk mengerjakan 90% dari tugas akhir kita. Ini cukup berbahaya dan mengandung resiko. Mencari teman yang kapabilitasnya terlalu tinggi dibanding kita merupakan hal yang kurang baik. Kecenderungan si pintar untuk meninggalkan si sedang, biasanya terjadi. Dan ini bisa dimaklumi,karena, Si pintar akan bosan untuk mengikuti Ritme permainan temannya yang terlampau lambat. Akhirnya dia akan dengan diam-diam menyimpan beberapa rahasia penting dalam pengerjaan tugas tersebut, dengan harapan, temannya tidak akan minta dijelaskan mengenai hal itu,mengingat bagi si pintar untuk menjelaskan hal tersebut akan memakan waktu dan energi yang banyak. Dan ketika mengahadap dosen si pintar akan cepat mengerti dengan apa yang dimaksudkan oleh sang dosen,sedang kita mungkin belum mengerti, tapi tentu segan jika kita harus terus minta dijelaskan ulang kepada si dosen sedang partner kita sudah mengerti. Akhirnya dalam pendadaran?, Anda akan tahu apa yang terjadi.
  6.  

  7. Carilah partner yang pintar berdiplomasi atau paling tidak yang punya kemampuan untuk merebut hati sang dosen. Teman seperti ini memang banyak yang berasal dari pengurus organisasi di kampus atau jurusan. Tapi jangan salah,banyak dari mereka yang kurang mampu berinteraksi dengan dosen karena ruang lingkupnya lebih banyak ke mahasiswa. Cukup sulit memang, tapi ada cara yang cukup efektif untuk menjaring teman seperti ini. Biasanya teman yang lolos dalam nomor-nomor diatas (1,dan 2 ) adalah mereka yang minimal punya added value atau nilai tambah di mata dosen. Mungkin, ini cara mereka berdiplomasi. Good Behavior,and good style. Kami juga pernah memberikan falsafah dalam bahasa jawa pada waktu yang lalu: "Ajining diri saka pucuking Lathi, Ajining raga saka Busana lan Solah Bowo" artinya, Berharga atau tidaknya harga diri ini (rohaniah) berasal dari ujung lidah (good behavior) dan kharisma,keanggunan (sifat fisik) secara jasmaniah berasal dari apa yang dipakainya (good Style) dan tingkah lakunya.--Kesan pertama?--

 

Nah, setelah mengetahui benar langkah apa yang paling penting yang mestinya kita lakukan , kini kita akan membahas mengenai, bagaimana jika sudah terlanjur memilih teman yang kurang baik?

 

  1. Jika teman anda malas. Bekerjalah seolah-olah anda mengerjakan tugas akhir itu sendirian. Jika anda punya kesulitan mencari data baru minta bantuan ke partner anda.Mengapa demikian? Orang yang kita biarkan saja (di lu-lu) atau bahkan sedikit kita acuhkan, pada dasarnya justru mereka akan datang mendekati kita. Mereka akan merasa : "Jangan-jangan dia punya banyak hal yang baru dia ketahui tapi aku tak diberitahukannya, mungkin karena aku jarang mengerjakan tugas bersamanya". Sehingga, akhirnya teman kita akan menyerahkan dirinya kepada kita,untuk menerima tugas dari kita, dengan harapan partner kita itu dianggap ikut andil dalam mengerjakan tugas,dan mereka akan diajak rembukan (Dialog) mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui. Saat itulah sodorkan tugas untuk mencari data-data yang tidak mudah. Dan biasanya mereka akan melakukannya. Bagaimana, menguntungkan bukan?
  2.  

  3. Jika teman anda suka mengatur. Pertama jangan langsung anda tentang (lawan). Lakukan langkah diplomasi sebagi berikut: Setiap menghadap dosen, andalah yang harus memulai membuka dialog, jangan biarkan teman anda memiliki kebernanian melebihi anda dalam dialog itu. Jika anda yang memiliki keberanian lebih untuk berkomunikasi dengan dosen itu, tentu dosen pembimbing akan lebih interest untuk berbicara dengan anda. Saat itulah, kemukakan hal-hal atau pendapat-pendapat anda ke dosen, anda bisa atur sendiri ritme atau skenario dalam konsultasi itu. Dari peristiwa diatas diharapkan teman anda tidak akan dapat mengatur anda pasca konsultasi, karena semua bahan dan tugas yang dibahas dalam konsultasi adalah bahan anda, dan anda yang lebih mengerti. Agar anda lebih mengerti dulu, jangan memberikan porsi terlalu besar ke partner kita untuk mengerjakan skripsi dan pelajari dulu bahan yang akan dikonsultasikan. Nah, biasanya teman yang sok mengatur itu akan mulai kendor dari sifat otoritariannya, karena melihat kapabilitas anda dan cara anda berdiplomasi dengan dosen (Walaupun sebelumnya anda telah belajar dan menskenarionya dirumah) . Efektif dan alamiah (Tanpa ada sengketa) bukan? Cobalah.
  4.  

  5. Jika partner anda terlalu santai (Bisa disinkronkan dengan nomor 1). Ini adalah masalah yang sangat umum terjadi di lingkungan mahasiswa. Ada beberapa hal yang menyebabkan seorang mahasiswa terlampau santai. Bisa karena mereka cukup puas dengan "sedang" mengerjakan skripsi, atau bisa karena mereka sengaja melakukan hal tersebut karena, jika mereka terlalu giat, akan timbul suatu ekses lain seperti sakit (Alergi) misalnya: asma, pusing ,migrain (pusing tak merata), kelainan di jantung, mudah lelah karena darah rendah atau mudah stress (misalnya karena darah tinggi) atau beberapa dampak kelelahan fisik dan mental lainnya. Jika memang teman kita terkena dampak "Santai" karena penyakit, ya..kita memang tidak dapat memaksanya. Yang perlu kita lakukan adalah mencoba untuk mengerjakan tugas itu semaksimal yang bisa kita kerjakan sendiri. Mungkin bisa kita katakan bahwa teman kita yang sakit itu dapat sebagai partner yang dibutuhkan pada saat konsultasi saja. Memang kurang etis jika dikatakan demikian. Namun demi menjaga kesehatannya dan kesuksesan "Tim" ini, apa boleh buat,mungkin itu yang harus kita lakukan. Walau tidak harus terucap. Tapi ada baiknya teman kita yang sakit itu diajak untuk membahas atau menganalisa sesuatu yang tidak terlalu melelahkan baginya, sedang untuk mencari data memang sebisa mungkin kita yang melakukannya. Menganalisa suatu rumus,kiranya tidak akan melelahkan fisiknya, walaupun sebetulnya kemampuan berpikir maksimal seseorang dalam hal energi yang keluar tidak lebih rendah dibandingkan dengan aktifitas manusia lainnya. Ambillah contoh, seseorang yang sulit tidur dianjurkan untuk membaca atau berolahraga.Keduanya diambil karena kedua aktifitas itu cukup melelahkan yang menyebabkan seseorang dapat tidur pulas. Nah jika teman anda santai karena memang karena sifat malas, maka ada kiat penangannannya. Cobalah beri mereka tugas yang tidak ringan dan diberi deadline beberapa hari sebelum konsultsi. Tapi cobalah tugas itu juga anda kerjakan dirumah. Tugas yang diberikan tidak harus banyak, tapi berkelanjutan (rutin). Awalnya, teman kita tersebut pasti belum menyelesaikan tugasnya itu, dengan beberapa alasan yang dibuat-buat untuk menutupi kemalasannya. Katakan padanya "Ya..sudah biar saya saja yang mengerjakannya ", kalimat ini bisa dihaluskan jika memang teman anda orang yang berperasaan halus (Biasanya orang Jawa asli) tapi bisa dikatakan dengan tegas (bukan marah) jika teman anda adalah mahasiswa pada umumnya. Tentu anda akan menyodorkan hasil tersebut lebih cepat dari teman anda, ya..karena anda sudah mengerjakannya dirumah. Hal ini merupakan Shock Therapy yang baik untuk permulaan. Lakukan sampai beberapa kali,hingga teman anda terlihat ada usaha untuk memperbaiki sifatnya. Minimal dikemudian hari partner anda berusaha untuk tidak akan mengecewakan anda terus. Karena hal itu justru akan menurunkan kredibilitasnya sendiri dan dia akan merasa dirinya dianggap bodoh, tidak cekatan dan lain-lain oleh kita.
  6.  

  7. Jika Partner anda terlalu Aktif. Pada dasarnya sifat ini tidak buruk. Mungkin dampak negatifnya justru ada di dosen. Sebagian dosen kurang suka jika mahasiswanya terlalu aktif. Anah bukan? Tapi itulah kenyataannya. Secara analisa, ada kecemasan tertentu pada diri dosen jika mahasiswanya selalu bertanya pada saat konsultasi dan dalam konsultasi itu ada beberapa pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh sang dosen yang kemudian mengendap. Nah, jika terlalu sering konsultasi maka endapan itu akan semakin menumpuk.Inilah yang akan mencemaskan dosen ! Bagaimana sebaiknya? Lakukan konsultasi yang aktif tapi tanpa membuat cemas atau stress si dosen. Dalam falsafah Jawa ada ungkapan yang berbunyi : "Keno takon ning ajo ngrusuhi, keno cepet ning aja ndhisiki, kena pinter ning aja ngguroni" artinya : Boleh bertanya tapi jangan yang memojokkan (dosen), boleh cepat tapi jangan mendahului karena akan menurunkan derajatnya sebagai dosen di mata mahasiswanya, boleh pintar tapi jangan menceramahi dosen. Walaupun perlu diingat, bahwa hal ini tidak berlaku bagi dosen yang mendadar seorang mahasiswa. Apakah, ini hal yang tidak mengajak pada kemajuan jaman, dimana sang dosen tidak ingin anak didiknya lebih maju? Bukan begitu sebenarnya, walupun secara sekilas hal tersebut mendukung terciptanya pemikaran semacam itu. Tapi sebenarnaya, Falsafah itu untuk memperingatkan kita semua agar dapat bersopan-Santun dan beretika secara benar. Menghargai orang yang mestinya kita hargai adalah sedikit suratan dari falsafah tersebut. Nyatanya kata-kata "Keno" yang berarti "boleh" berarti tetap mendukung kita untuk tetap aktif bertanya, pintar dan cekatan (cepat), namun ada kata-kata "Ning" yang berarti "tetapi" untuk membatasi tingkah gerak yang timbul akibat usaha untuk mencapai keaktifan,kepintaran dan cekatan tadi.Atau dalam falsafah lain dikatakan "Aja Keladuk wani,ning kurang duga" artinya Janganlah terlau berani tapi tanpa perhitungan. Falsafah dengan nilai tinggi inilah yang harus tertanam dalam menghadapi segala hal yang ada di masyarakat, agar tetap terarah dan terkendali dan selalu dapat diterima di masyarakat.

 

Dari beberapa uraian singkat diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, marilah dalam memilih teman, kita harus hati-hati, tidak perlu terlalu memilih tapi pilihlah yang normal-normal saja. Terlalu ekstrim akan membuat kita bingung untuk menetralisir "kelebihannya" itu. Tapi jika sudah terlanjur mendapatkan teman dengan tipe-tipe yang kurang kita sukai (karena memang kurang baik), maka ambilah langkah-langkah yang baik tanpa harus bersitegang yang menyebabkan hubungan anda dan partner anda akan memburuk. Yang penting tahan emosi anda, ingatlah bahwa teman anda bagaimanapun buruknya masih anda butuhkan selama konsultasi masih mengharuskan 2 orang.

Nah, bagi anda yang masih baru akan memilih teman "Mumpung padang rembulane mumpung jembar kalangane" (Selagi masih banyak kesempatan), carilah teman yang sesuai dengan anda. Ingat bukan yang terbaik di kelas anda, tapi yang bisa cocok dengan anda Bahkan seorang presidenpun tidak memilih menterinya berdasarkan kepintarannya, tapi berasarkan kecocokannya, baik cocok dengan bidangnya maupun dengan presidennya sendiri. Dan bagi yang sudah terlanjur mendapatkan teman yang cukup mengganggu coba saja kiat-kiat diatas, siapa tahu kesuksesan akan mulai menyertai anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar