Minggu, 07 Juni 2009

Kandungan Minyak Goreng

Minyak goreng bukan merupakan sumber kolesterol, lemak hewanilah sumbernya. Hanya saja, pemakaian minyak dengan kandungan asam lemak jenuh yang tinggi dapat menyebabkan terbentuknya kolesterol. Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol, sedangkan minyak nabati mengandung fitosterol. Dengan demikian, jelaslah bahwa minyak goreng bukan merupakan sumber kolesterol.

Kolesterol hanya berasal dari lemak hewani. Akan tetapi, konsumsi minyak dengan kandungan asam lemak jenuh yang cukup tinggi dapat menyebabkan terbentuknya kolesterol di dalam tubuh melalui proses metabolisme.

Untuk itu jangan takut menggunakan minyak goreng untuk memasak. Yang penting jangan menggunakan minyak secara berulang (minyak bekas/jelantah) karena dapat memicu kanker. Minyak yang telah dipakai untuk menggoreng (minyak jelantah) menjadi lebih kental, mempunyai asam lemak bebas yang tinggi dan berwarna kecoklatan. Minyak ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena bisa menyebabkan kanker.

Kolesterol sering diartikan salah oleh masyarakat dan dinilai sebagai sesuatu yang sangat menakutkan. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh produsen minyak dengan menuliskan kalimat ‘tidak mengandung kolesterol’ atau ‘non kolesterol’ pada kemasan minyak yang dijual. Tujuan utamanya untuk mempengaruhi sugesti konsumen dan mendongkrak penjualan produknya.

Sebagai konsumen, kita harus mengetahui kenyataan sebenarnya bahwa tidak ada kolesterol di dalam minyak goreng. Dengan demikian, kita tidak akan mudah menjadi korban iklan. Minyak goreng hanya mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Perbandingan asam lemak jenuh dan tidak jenuh inilah yang menentukan sifat fisik, kimia dan mutu minyak goreng secara keseluruhan.

Asam lemak jenuh yang ada pada minyak goreng umumnya terdiri dari asam miristat, asam palmitat, asam laurat dan asam kaprat. Asam lemak tidak jenuh dalam minyak goreng adalah asam oleat, asam linoleat dan asam linolenat yang masing-masing memiliki satu, dua dan tiga ikatan rangkap dalam struktur molekulnya.

Minyak goreng dengan asam lemak tidak jenuh yang tinggi, seperti minyak kedelai dan minyak jagung sangat menguntungkan dari segi kesehatan, karena dapat mengurangi kadar kolesterol darah. Akan tetapi, minyak dengan kandungan asam lemak tidak jenuhnya tinggi kurang baik bila digunakan untuk minyak goreng apalagi dalam pemakaian yang berulang.

Pada suhu tinggi, asam lemak tidak jenuh sangat mudah sekali teroksidasi dan menimbulkan senyawa-senyawa yang berdampak negatif bagi kesehatan. Meskipun kadar asam lemak jenuh pada minyak kelapa dan kelapa sawit cukup tinggi dibandingkan dengan minyak jagung atau minyak kedelai, tidak terbukti minyak kelapa dan kelapa sawit menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh.

Penelitian terbaru membuktikan, bahwa adanya middle chain triglyceride (MCT) pada minyak kelapa sangat membantu dalam proses metabolisme lemak di dalam tubuh. Sehingga mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah, penyakit jantung koroner dan penyakit degeneratif lainnya. Oleh karena itu, nenek moyang kita tidak memiliki masalah dengan kolesterol walaupun telah menggunakan minyak kelapa dalam menu sehari-hari.

Bagaimanapun juga, kolesterol penting bagi kesehatan. Kolesterol merupakan bahan baku pembentukan berbagai hormon tubuh termasuk hormon seks, pembentukan vitamin D, bagian penting dari setiap membran sel dan komponen utama penyusun lemak di otak.

Oleh karena itu, fobia (ketakutan) berlebihan pada kolesterol akan merugikan kesehatan. Defisiensi kolesterol akan menyebabkan tubuh jadi kurus, infertil (mandul), gangguan otak dan sistem hormon tubuh, keterbelakangan atau gangguan mental dan meningkatnya sifat agresif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar